Membedah Kualitas Pendidikan Diniyah: Kecamatan Jombang Tertinggi, Sumobito Nomor 4, Ngoro?
Pendahuluan
Membedah Kualitas Pendidikan Diniyah dengan mengacu pada hasil Sumatif Akhir Semester (SAS) Tahun Ajaran 2025-2026. Sumatif Akhir Semester adalah proses krusial yang harus dijalani oleh semua siswa di setiap akhir semester. Jika biasanya evaluasi ini dilaksanakan secara konvensional (berbasis kertas), kali ini Mapel Pendidikan Diniyah mengambil langkah untuk fokus pada evaluasi dengan memanfaatkan transformasi digital. Kami mengadakan Ujian Online Berbasis Komputer untuk meminimalisir intervensi manual serta mengedepankan hasil yang riil dan nyata tentang sejauh mana kemampuan siswa dalam memahami materi Diniyah (khususnya Kitab Aqidatul Awam) di 20 Lembaga yang tersebar di enam kecamatan wilayah Kabupaten Jombang, yakni Kecamatan Jombang, Ploso, Sumobito, Peterongan, Jogoroto, dan Ngoro.
Dalam dunia pendidikan, data bukan sekadar kumpulan angka di atas kertas, melainkan cerminan nyata dari proses pembelajaran yang telah berlangsung. Berdasarkan rekapitulasi hasil Asesmen Sumatif Akhir Semester (SAS) Kelas 6 Mata Pelajaran Kitab Aqidatul Awam untuk tingkat Sekolah Dasar di Kabupaten Jombang, kami melakukan analisis mendalam terhadap performa akademis dari 341 siswa kelas 6 yang tersebar di enam kecamatan tersebut
Seberapa siapkah siswa kita menghadapi ujian tahun ini? Untuk menjawab pertanyaan tersebut dengan jujur, kami mencoba menerapkan standar evaluasi baru melalui Ujian Online Berbasis Komputer yang dilaksanakan mulai tanggal 3–12 Desember 2025 (dengan menyesuaikan jadwal SAS di masing-masing lembaga). Metode evaluasi ini diterapkan secara serentak untuk memastikan setiap siswa dinilai dengan standar yang sama, adil, dan transparan. Hasilnya cukup mengejutkan dan memberikan kita banyak pekerjaan rumah
Motodologi dan Istrumen Data
- Metode Evaluasi: Ujian Online Berbasis Komputer
- Mata Pelajaran: Kitab Aqidatul Awam
- Kelas: 6 (enam)
- Waktu Pelaksanaan: 03 – 12 Desember 2025
- Cakupan Wilayah: 20 Lembaga di 6 Kecamatan Kabupaten Jombang
- Sampel Data: 341 Peserta Didik Kelas 6
- Integritas Data: Sistem ujian online digunakan untuk memastikan efisiensi penilaian, meminimalisir human error dalam koreksi, serta menjaga otentisitas hasil pengerjaan siswa secara real-time. Pasca ujian, transparansi dijaga dengan pembagian hasil nilai dalam bentuk file PDF oleh Pembimbing Diniyah masing-masing
- Bentuk Soal Ujian: Bentuk Soal Ujian 100% Menggunakan Tulisan Pegon yang sudah kami siapkan disini, untuk memastikan tujuan pembelajaran benar-benar tersampaikan secara maksimal kepada peserta didik
Hasil Nilai Secara Global
Sebelum membedah performa per wilayah, mari kita lihat gambaran besarnya. Secara agregat dari 341 siswa yang mengikuti ujian, rata-rata nilai global berada di angka 68.17
Angka ini mungkin sekilas terlihat "aman", namun data statistik menunjukkan fakta yang lebih dalam. Distribusi nilai siswa sangat bervariasi. Kami menemukan sekelompok siswa yang sangat menguasai materi dengan nilai mendekati sempurna (90-100), namun di sisi lain, terdapat jumlah yang signifikan siswa dengan nilai di bawah standar rata-rata
Grafik di atas memperlihatkan adanya polarisasi. Hal ini mengindikasikan bahwa meskipun metode ujiannya sama, tingkat kesiapan dan pemahaman materi siswa sangat beragam. Ini menjadi sinyal awal bahwa ada ketimpangan kualitas pembelajaran yang perlu dievaluasi.
Peringkat Rata-Rata Per Kecamatan
Bagaimana performa masing-masing wilayah kecamatan? Berdasarkan analisis rata-rata nilai, berikut adalah peringkat performa 6 kecamatan di Kabupaten Jombang, diurutkan dari yang tertinggi:
- Kecamatan Jombang (Rata-rata: 74.0)
- Kecamatan Ploso (Rata-rata: 73.0)
- Kecamatan Peterongan (Rata-rata: 67.6)
- Kecamatan Sumobito (Rata-rata: 65.7)
- Kecamatan Jogoroto (Rata-rata: 58.3)
- Kecamatan Ngoro (Rata-rata: 50.5)
Grafik di atas menunjukkan dominasi Kecamatan Jombang dan Ploso yang bersaing sangat ketat di papan atas. Keduanya berhasil mempertahankan rata-rata di atas angka 70, menjadikan dua wilayah ini sebagai tolok ukur keberhasilan pembelajaran materi Diniyah Kitab Aqidatul Awam pada semester ini
Sementara itu, Kecamatan Sumobito harus puas berada di posisi ke-4 dengan nilai 65.7. meskipun posisi ini tergolong "aman" namun membutuhkan dorongan ekstra untuk bisa masuk ke jajaran tiga besar.
Analisis: Mengapa Ada "Gap" yang Lebar?
Sorotan utama dari data ini bukanlah siapa yang juara, melainkan seberapa lebar jarak (gap) kualitas antar 6 kecamatan tersebut. Terdapat selisih 23.5 poin antara peringkat pertama (Jombang) dengan peringkat terakhir (Ngoro)
Perbedaan nilai ujian (Disparitas) yang cukup ekstrem di Kecamatan Ngoro (50.5) dan Jogoroto (58.3) setidaknya memunculkan beberapa pertanyaan reflektif bagi kita semua selaku pendidik:
- Faktor Adaptasi Teknologi: Mengingat ini adalah tahap awal Ujian Online Berbasis Komputer pada materi diniyah, apakah siswa di wilayah tertentu mengalami kendala teknis atau kegugupan dalam mengoperasikan perangkat, yang kemudian bisa mempengaruhi konsentrasi mereka?
- Pemerataan Materi: Apakah kedalaman penyampaian materi Kitab Aqidatul Awam sudah setara di setiap lembaga? Apakah sudah tersampaikan semua sesuai dengan Silabus Pendidikan Diniyah yang diterapkan pada Latihan Soal Aqidatul Awam Semester 1 ini?
- Infrastruktur: Apakah kesiapan fasilitas penunjang ujian online di semua kecamatan sudah merata? seperti jaringan internet, chrombook, HP dan sebagainya
Hasil perolehan nila di peringkat bawah (sebagaimana tabel diagram diatas) ini bukanlah indikator kegagalan siswa semata, melainkan alarm bagi kita ataupun sistem pendidikan kita untuk memberikan perhatian lebih intensif lagi.
Rekomendasi Kami untuk Langkah Selanjutnya
Artikel ini kami tulis murni bertujuan untuk membuat evaluasi yang se-objektif mungking demi perbaikan bersama. Berdasarkan data di atas, berikut adalah rekomendasi strategis yang mungkin dapat kita lakukan khususnya Pengurs KKP-PD Kabupaten Jombang:
- Program Silaturrahmi Ngopi Geden: Menjalin silaturrahmi sambil ngopi antar pembimbing diniyah lintas kecamatan untuk evaluasi dangatasi problem solving bersama. Semisal lembaga di Kecamatan lain mungkin juga perlu mendapatkan prioritas pendampingan, baik berupa kelas tambahan (remedial) maupun evaluasi bersama terkait strategi dan metode pengajaran dll.
- Berbagi Praktik (Best Practice): Kecamatan Jombang dan Ploso telah membuktikan keberhasilannya dalam pembelajaran Materi Diniyah. Kiranya perlu diadakan forum berbagi ilmu dimana guru-guru dari wilayah ini bisa membagikan metode pengajaran mereka kepada rekan-rekan di wilayah lain.
- Simulasi Ujian Digital: Untuk meminimalisir faktor gagap teknologi, simulasi ujian berbasis komputer kiranya perlu dilakukan lebih sering, agar siswa bisa lebih fokus pada materi soal, bukan bingung pada cara penggunaan aplikasi ataupun perangkat.
Penutup
Transformasi digital melalui Ujian Online telah membuka mata kita akan peta kualitas pendidikan Diniyah yang sebenarnya di Kabupaten Jombang. Angka-angka ini bukan sekadar vonis, melainkan navigasi yang bisa dikendalikan oleh pembimbing masing-masing.
Contoh hasil di Ngoro atau Jogoroto diatas bukanlah akhir, melainkan titik awal bagi kita semua untuk merapatkan barisan. Sebagai dasar landasan untuk bekerja lebih keras dan istiqomah, agar di semester depan, kualitas pendidikan Diniyah di Jombang bisa tumbuh serentak, merata, dan membanggakan. Sebagaimana keberhasilan Jombang sebagai Kota Santri dengan mencetak 2.259 siswa SD/MI sebagai Generasi Masa Depan, yang Berprestasi, Beradab dan Berkarakter pada Wisuda Tahfidz Al-Qur'an Juz 30 yang dilaksanakan pada tanggal 09 Desember 2025 kemarin.





Post a Comment